Jumat, 26 September 2008

JURNAL AKUNTANSI

urnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
162
TINJAUAN ATAS SUKU BUNGA DAN DAMPAKNYA
PADA KEPUTUSAN INVESTASI DAN PEMBIAYAAN
Devie
Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi - Universitas Kristen Petra
ABSTRAK
Karakteristik suku bunga sangat berpengaruh dalam mengambil
keputusan investasi dan pembiayaan, karena suku bunga merupakan
biaya pendanaaan di satu sisi dan merupakan tingkat hasil yang
diharapkan disisi lain. Dengan memahami karakteristik suku bunga,
dapat diperoleh biaya pendanaan yang paling efisien dan sebaliknya
akan mencapai tingkat hasil yang diharapkan lebih besar.
Suku bunga majemuk merupakan suku bunga yang berlaku pada
dunia bisnis yang senantiasa mengalami modifikasi sesuai dengan
periode pembayaran bunga, yang disebut suku bunga efektif. Dalam
perkembangannya suku bunga efektif dikonversikan menjadi suku bunga
flat agar memudahkan melakukan investasi – pembiayaan dan mencari
biaya pendanaan yang paling efisien dan tingkat hasil yang paling besar.
Kata kunci: suku bunga, keputusan investasi dan pembiayaan, tingkat
hasil
ABSTRACT
Interest rate characteristics will have an impact to the investing and
financing decision making since interest rate is a cost of funding and
expected outcome as well. Having the understanding of interest rate
characteristics, the most efficient cost of funding and higher expected
outcome will be resulted.
Compound interest rate is a common rate in business that has always
been modified with its compounding periods, known as effective interest
rate. In practice, the effective interest rate will be converted to the flat
interest rate so that it will be easy to do the investing and financing as
well as finding the most effective cost of funding with the highest
outcome.
Keywords: interest rate, investing and financing decision making,
outcome
1. PENDAHULUAN
Setiap pelaku bisnis baik pengusaha, manajer, individu dalam menjalankan
kegiatan ekonomi dan bisnis tidak terlepas dari berbagai alternatif keputusan
investasi dan pembiayaan. Keputusan investasi dan pembiayaan merupakan
Tinjauan atas Suku Bunga dan Dampaknya pada Keputusan Investasi dan Pembiayaan
(Devie)
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
163
keputusan yang saling bertalian seperti mata uang dengan dua sisi, dimana satu sisi
adalah keputusan investasi maka di sisi lain adalah keputusan pembiayaan.
Secara teoritis, keterandalan keputusan investasi dan pembiayaan sangatlah
bergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku. Menurut Lawrence J Gitman
(2000) tingkat suku bunga merupakan kompensasi yang harus dibayar oleh pihak
peminjam (borrower) dana kepada pihak yang meminjamkan (lender). Dari sudut
pandang borrower tingkat suku bunga merupakan biaya penggunaan dana (cost of
borrowing funds) yang harus dipertimbangkan dalam keputusan pembiayaan,
sedangkan dari sudut pandang lender tingkat suku bunga merupakan tingkat hasil
yang diharapkan (required return).
Pemahaman secara lebih mendalam tentang karateristik tingkat suku bunga
sangat membantu keakuratan hasil keputusan investasi dan keputusan
pembiayaan. Dalam praktek, tingkat suku bunga diterjemahkan kedalam berbagai
terminologi yang beraneka ragam. Keragaman terminologi suku bunga membawa
konsekuensi pada penentuan besaran biaya penggunaan dana dan penentuan hasil
yang diharapkan dari suatu proyek investasi. Banyak orang terkecoh dengan suku
bunga yang ditawarkan, kebanyakan bagian marketing menggunakan suku bunga
sebagai alat pamungkas untuk meningkatkan penjualan. Padahal, suku bunga
tersebut memiliki karakteristik yang beraneka ragam, seperti suku bunga flat, suku
bunga efektif, suku bunga in advance, suku bunga in arrear, suku bunga fixed, dan
suku bunga floating.
2. PEMBAHASAN
2.1 Suku Bunga Sederhana dan Suku Bunga Majemuk
Pada dasarnya suku bunga menurut Myers (1999) dapat dibedakan menjadi
suku bunga sederhana dan suku bunga majemuk. Suku bunga sederhana mengambil
asumsi bahwa yang dinvestasikan hanya jumlah pokok investasinya saja sedangkan
bunga tidak ikut diinvestasikan. Hal ini merugikan bagi lender di bank apabila tidak
sempat mengambil bunga yang diperoleh, karena yang diberi bunga hanyalah pokok
investasinya saja.
Orang sering salah menafsirkan suku bunga majemuk sebagai sesuatu yang
menakutkan karena bunga pinjaman ikut berbunga, Kenyataannya, semua pelaku
bisnis di bidang keuangan menggunakan suku bunga majemuk. Misalkan, seseorang
menabung di bank Rp. 10.000.000, suku bunga 12% per tahun, menggunakan suku
bunga sederhana dan suku bunga majemuk.
TABEL 1
Perbedaan Hasil Perhitungan Suku Bunga Sederhana dan Majemuk
Suku Bunga Sederhana Suku Bunga Majemuk
Tahun Ke Jumlah Tabungan Tahun Ke Jumlah Tabungan
0 10.000.000 0 10.000.000
1 11.200.000 1 11.200.000
2 12.400.000 2 12.544.000
3 13.600.000 3 14.049.280
Sumber: diolah penulis
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
164
Perbedaan besar nilai tabungan Rp.449.280 (Rp.14.049.280- Rp.13.600.000)
adalah karena dalam suku bunga majemuk bunga tabungan yang tidak diambil
berarti diinvestasikan lagi sehingga bunga yang diperoleh berlipat baik dari bunga
pokok tabungan maupun bunga yang berasal dari bunga yang tidak diambil,
sedangkan dalam suku bunga sederhana walaupun bunga tidak diambil, yang
mendapat bunga hanyalah pokok tabungan saja.
2.2 Suku Bunga Efektif
Sekarang kita mengetahui bahwa suku bunga majemuk merupakan suku bunga
yang dipakai dalam praktek keuangan. Dalam perkembangannya suku bunga
majemuk menjadi lebih kompleks karena periode pembayaran bunga (compounding
period) menjadi bervariasi mulai dari harian, mingguan, bulanan, triwulanan,
semitahunan, dan tahunan. Apabila suku bunga majemuk dikaitkan dengan periode
pembayaran bunganya maka hasil yang didapatkan dari suku bunga majemuk
menjadi lebih besar dari realisasinya, suku bunga realisasinya yang memperhatikan
periode pembayaran bunga inilah yang disebut suku bunga efektif ( Emery dan
Finnerty, 1997). Berikut ini adalah contoh seseorang menabung di bank Rp.10.000
selama satu tahun dengan tingkat suku bunga majemuk 8%, 9%, 10% per tahun, dan
4 pilihan periode p embayaran bunga yaitu harian, bulanan, kwartalan,
setengahtahunan, dan tahunan.
TABEL 2
Perhitungan Suku Bunga Efektif
Suku Bunga Tahunan Setengah
Tahunan
Kwartalan Bulanan Harian
8% 8.00% 8.16% 8.24% 8.30% 8.33%
800 816 824 830 833
9% 9.00% 9.20% 9.31% 9.38% 9.42%
900 920 931 938 942
10% 10% 10.25% 10.38% 10.47% 10.52%
1.000 1.025 1.038 1.047 1.052
Sumber: diolah penulis
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa suku bunga majemuk dengan
periode pembayaran bunga yang lebih cepat (harian) menghasilkan tingkat suku
bunga efektif yang lebih tinggi. Tingginya tingkat suku bunga efektif harian karena
periode pembayaran bunga harian menyebabkan bunga yang dihasilkan tiap hari
diinvestasi untuk mendapatkan bunga yang lebih tinggi lagi. Berdasarkan
perhitungan tersebut dapat kita hitung suku bunga efektif dengan rumusan sebagai
berikut:
suku bunga efektif = (1 + b)c –1
dimana :
b adalah suku bunga per periode pembayaran bunga
c adalah periode pembayaran bunga x masa tahunan
Tinjauan atas Suku Bunga dan Dampaknya pada Keputusan Investasi dan Pembiayaan
(Devie)
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
165
Untuk dapat memperjelas rumusan suku bunga efektif tersebut, misalkan
seseorang mendapat tawaran untuk menyimpan uang mereka pada lembaga
keuangan, dimana lembaga tersebut memberikan suku bunga majemuk 12% per
tahun dan periode pembayaran bunga adalah per bulan maka suku bunga efektif
yang dihasilkan adalah 12,68%((1+0,12/12 )12 - 1) . Jadi kalau seandainya uang
ditabung sebesar Rp. 1.000.000 pada awal tahun, maka pada akhir tahun menjadi
Rp. 1.126.800, bukan Rp. 1.120.000.
Pemahaman suku bunga efektif bagi masyarakat sangat membantu mereka
dalam melakukan analisa investasi atas dana yang mereka lakukan, misalkan
seperti bank menawarkan suku bunga harian 12 % per tahun, mestinya periode
pembayaran bunga bank adalah perhari tetapi kenyataanya periode pembayaran
bunga yang dilakukan bank adalah per bulan atau pada saat penarikan bukan per
hari. Berarti suku bunga yang ditawarkan bukan bunga harian melainkan suku
bunga bulanan yang dihitung menurut jumlah hari.
2.2.1 Menghitung besar angsuran pinjaman
Suku bunga efektif merupakan alat yang dipakai pihak pemberi pinjaman
(lender) dalam menghitung besar angsuran yang harus dibayar oleh borrower.
Dalam menentukan periode pembayaran angsuran dikenal dua tipe yaitu
pembayaran di depan dan pembayaran di belakang. Berikut ini adalah cara
menghitung besar angsuran baik pembayaran di depan maupun di belakang:
a. Pembayaran angsuran di belakang
Menurut Weston dan Brigham, angsuran merupakan seri pembayaran dengan
jumlah aliran uang tunai di masa depan dalam jumlah yang dalam periode waktu
tertentu. Apabila angsuran yang dibayar dimulai pada akhir setiap periode
pembayaran disebut annuity due (1993,200). Rumusan yang digunakan untuk
menghitung besaran angsuran adalah sebagai berikut :
pokok pinjaman
Angsuran =
1- (1+b)-c/b
Misalkan sesorang meminjam uang di bank Rp. 100.000.000, dengan suku
bunga majemuk 24% per tahun atau suku bunga efektif 2% per bulan karena periode
pembayaran angsuran per bulan, dengan jangka waktu 24 bulan, maka besaran
angsuran adalah Rp. 5.287.109,73 per bulan, yang dihitung dari:
100.000.000 100.000.000
Angsuran = = = Rp. 5.287.109,73
1 - (1+0,02) –24 / 0,02 18.9139256
Dalam angsuran sebesar Rp. 5.287.109,73 per bulan tersebut meliputi
pembayaran sebagian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Cara menghitung
besaran bunga dan sebagian pokok pinjaman adalah sebagai berikut:
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
166
angsuran = pelunasan pokok pinjaman + pelunasan bunga
angsuran = pelunasan pokok pinjaman + ( b x sisa pokok pinjaman)
pelunasan pokok pinjaman = angsuran – (b x sisa pokok pinjaman)
TABEL 3
Rincian Bunga dan Pembayaran Pokok Pinjaman
Periode
Ke
Angsuran Pelunasan
Bunga
Pelunasan Pokok
Pinjaman
Sisa Pokok
Pinjaman
100.000.000
1 5.287.109,73 2.000.000 3.287.109,73 96.712.890,27
2 5.287.109,73 1.934.257,81 3.352.851,92 93.360.038,35
3 5.287.109,73 1.867.200,77 3.419.908,96 89.940.129,39
dst…
Sumber : diolah penulis
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya periode
pembayaran angsuran , makin besar pelunasan pokok pinjaman dan sebaliknya
bunga yang dibayar makin kecil sesuai dengan penurunan pokok pinjaman.
Seringkali, banyak orang sebelum periode angsuran habis mereka cenderung ingin
melunasi pinjamannnya maka apabila pada periode ketiga kita membayar angsuran
dan sekaligus melunasi, jumlah besarnya pokok pinjaman yang dilunasi adalah Rp.
89.940.129,39.
Apabila pembayaran angsuran per bulan , tetapi tetap menggunakan suku
bunga majemuk 24% per tahun maka jumlah angsuran yang dihasilkan akan
berbeda. Perbedaan angka angsuran dapat dihitung sebagai berikut :
100.000.000 100.000.000
Angsuran per tahun = =
1 - (1+0,24) –2 / 0,24 1, 456815817
= Rp. 68,642,857.14
68,642,857.14
Angsuran per bulan = = Rp. 5,720,238.10
12
Perbedaan besaran angsuran adalah Rp. 433,128.37 (Rp. 5,720,238.10 - Rp.
5.287.109,73 ). Jadi angsuran yang dibayar dengan efektif tahunaan lebih darpada
bulanan, sehingga biaya bunga sebagai biaya pendanaan lebih mahal efektif
tahunan daripada bulanan.
b. Pembayaran angsuran di depan
Pembayaran angsuran di depan merupakan tipe pembayaran angsuran yang
paling banyak dipakai pada kredit kendaraan bermotor dan mobil. Dalam
pembayaran angsuran ini senantiasa kita ditawarkan dengan promosi “pembayaran
Tinjauan atas Suku Bunga dan Dampaknya pada Keputusan Investasi dan Pembiayaan
(Devie)
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
167
dimuka Rp. 25.000.000 sudah termasuk uang muka dan angsuran bahkan asuransi”
artinya kita baru saja pinjam uang sudah dipotong dengan angsuran yang pertama.
Pembayaran angsuran di depan ini dapat dihitung dengan rumusan berikut ini :
pokok pinjaman
Angsuran =
1 +( ( 1-(1+b) – (c – 1) ) /b)
Misalkan, membeli mobil taruna Rp. 120.000.000 dengan uang muka sebesar
Rp. 20.000.000, suku bunga majemuk 24% per tahun, dengan pembayaran angsuran
per bulan selama 36 bulan, maka besaran angsuran dapat dihitung sebagai berikut :
100.000.000 100.000.000
Angsuran = = = Rp. 3.846.358,1
1 +( (1- (1+0,02) – (36-1) )/ 0,02) 25,99861933
Jadi, pembayaran dimuka adalah sebesar Rp. 23.846.358,1 yang meliputi
pembayaran uang muka Rp. 20.000.000 dan angsuran pertama Rp. 3.846.358,1.
Dalam angsuran sebesar Rp. 3.846.358,1 meliputi pembayaran sebagian pokok
pinjaman dan pembayaran bunga. Besaran bunga dan sebagian pokok pinjaman
dapat dihitung seperti pembayaran bunga dibelakang, perbedaaannya hanya pada
periode ke 0 sudah terjadi pembayaran angsuran pertama.
Apabila dalam penawaran kredit tersebut hanya menyatakan pembayaran di
muka meliputi angsuran pertama dan uang muka dan asuransi all risk beserta
administrasi, hendaknya kita menanyakan berapa suku bunga majemuk yang
ditentukan, berapa lama waktu angsuran, berapa biaya asuransi dan administrasi,
dan uang muka atau pokok pinjaman yang diangsur selama periode angsuran.
Seandainya semua data tersebut diketahui barulah kita dapat menghitung besaran
angsuran yang sebenarnya.
TABEL 4
Rincian Bunga dan Pelunasan Pokok Pinjaman
Periode
Ke
Angsuran Pembayaran
Bunga
Pembayaran
Pokok Pinjaman
Sisa Pokok
Pinjaman
0 3.846.358,1 2.000.000 1.846.358,1 98.153.641,9
1 3.846.358,1 1.963.072,84 1.883.285,26 96.270.356,64
2. 3.846.358,1 1.925.407,13 1.920.950,96 94.349.405,67
3 3.846.358.1 1.886.988,13 1.959.369,98 92.390.035,68
dst…
Sumber: diolah penulis
2.3 Suku Bunga Flat dan Suku Bunga Efektif
Perhitungan bunga menggunakan suku bunga efektif pada prakteknya
mengalami modifikasi, modifikasi itu hanya untuk memudahkan pihak perusahaan
untuk memasarkan penjualan produk secara kredit dan memudahkan masyarakat
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
168
(konsumen) memahami cara perhitungan bunga yang lebih mudah /sederhana.
Modifikasi suku bunga efektif tersebut disebut suku bunga flat. Dalam suku bunga
flat pun dibagi menjadi suku bunga flat in advance (pembayaran angsuran di depan)
dan suku bunga flat in arrear (pembayaran angsuran di belakang). Pembagian ini
sejalan pembagian suku bunga efektif in advance dan suku bunga efektif in arrear
yang sudah kita bahas di depan.
Sebelum menghitung suku bunga flat dari suatu pinjaman , kita hitung terlebih
dahulu adalah angsuran dari pinjaman tertentu dengan menggunakan suku bunga
efektif in advance maupun in arrear, setelah angsuran dapat ditentukan besarnya
dari perhitungan suku bunga efektif barulah angsuran tadi kita masukan dalam
rumusan sebagai berikut :
(angsuran x c) – pokok pinjaman awal
suku bunga flat = x 100 %
pokok pinjaman awal x ( c / 12 )
Misalkan kita ingin menghitung suku bunga flat dari pinjaman Rp.
100.000.000,dengan suku bunga efektif 24% in arrear (pembayaran angsuran di
belakang) per tahun, dengan periode pembayaran angsuran 24 bulan. Langkah
pertama adalah menghitung besar angsuran dengan rumusan:
pokok pinjaman 100.000.000
angsuran = =
1-(1+b) –c /b 1- (1+0,02) –24 / 0,02
maka jumlah angsurannya adalah Rp. 5.287.109,73 per bulan.
Langkah kedua adalah menghitung suku bunga flat :
( angsuran x c ) – pokok pinjaman awal
suku bunga flat =
pokok pinjaman awal x (c/12)
Rp.( 5.287.109,73 x 24) - 100.000.000
= x 100 %
Rp. 100.000.000 x ( 24/12 )
= 13,45 %
Dari contoh diatas dapat diketahui bahwa apabila kita meminjam Rp.
100.000.000 dengan suku bunga majemuk 24% selama 24 bulan (suku bunga efektif
bulanan) menghasilkan suku bunga flat sebesar 13,45%. Artinya kalau kita
mendapat tawaran pinjaman dengan suku bunga flat sebesar 13,45% dan suku
bunga efektif bulanan sebesar 24% akan menghasilkan jumlah angsuran per bulan
yang sama. Akan tetapi apabila masa angsuran kita rubah dari 24 bulan menjadi 12
bulan, 36 bulan dan seterusnya, apakah suku bunga efektif juga menghasilkan
angka suku bunga flat sebesar 13,45%. Untuk menjawabnya marilah kita tabel
berikut ini dengan contoh soal yang sama yaitu pinjaman Rp. 100.000.000 dan suku
bunga efektif bulanan 24 % dengan masa angsuran yang berbeda.
Tinjauan atas Suku Bunga dan Dampaknya pada Keputusan Investasi dan Pembiayaan
(Devie)
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
169
TABEL 5
Besaran Suku Bunga Flat pada Suku Bunga Efektif 24% dalam
Beberapa Periode
Periode
Angsuran
Angsuran Berdasar
Suku Bunga Efektif
Suku Bunga Efektif Suku Bunga Flat
12 bulan 9.455.959,66 24 % 13,47 %
24 bulan 5.287.109,73 24 % 13,45 %
36 bulan 3.923.285,26 24 % 13,75 %
48 bulan 3.260.183,55 24 % 14,12 %
60 bulan 2.876.796,58 24 % 14,52 %
Sumber: diolah penulis
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dengan perubahan periode waktu
angsuran, maka suku bunga efektif sebesar 24 % akan menghasilkan angka suku
bunga flat yang berbeda. Pada periode 12 bulan suku bunga flat sebesar 13,47% per
tahun, dan pada periode 24 bulan menurun menjadi 13,45 % (turun 0,02% per
tahun), tetapi begitu memasuki periode 36 dan seterusnya akan meningkat. Lebih
ekonomis kalau kita meminjam uang selama 2 tahun atau 24 periode angsuran
karena berapapun angka suku bunga efektif ditentukan akan menghasilkan suku
bunga flat yang lebih kecil dibanding dengan periode waktu yang lain. Untuk
melihat lebih jelas, trend kenaikan suku bunga flat dengan pertambahan periode
waktu pada tingkat suku bunga efektif 24 %, dapat dilihat pada gambar 1 untuk
masa 20 tahun dan gambar 2 untuk masa 100 tahun.
GAMBAR 1
Perkembangan Suku Bunga Flat terhadap Suku Bunga Efektif
Selama 20 Tahun
0 . 0 0 0 0 %
5 . 0 0 0 0 %
1 0 . 0 0 0 0 %
1 5 . 0 0 0 0 %
2 0 . 0 0 0 0 %
S U K U
B U N G A
F L A T
1
5
9
13
17
T A H U N
P E R K E M B A N G A N S U K U B U N G A F L A T S E L A M A
2 0 T A H U N D E N G A N T I N G K A T S U K U B U N G A
E F E K T I F 2 4 %
S e r i e s 1
Sumber: diolah penulis
Dari gambar 1 dapat dilihat trend kenaikan suku bunga flat selama 20 tahun
pada suku bunga efektif 24 %. Jadi wajar kalau para pelaku bisnis menawarkan
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
170
kredit kepada anda dengan suku bunga flat yang lebih besar bila periode
pembayarannya lebih panjang, akan tetapi mereka tidak melihat bahwa pada
periode 2 tahun atau 24 bulan mestinya menghasilkan angka suku bunga flat yang
lebih rendah. Para konsumen haruslah waspada dengan tawaran kredit
menggunakan suku bunga flat, karena apabila kita ingin melunasi pinjaman
sewaktu-watu atau sebelum masa pinjaman habis, maka yang berlaku untuk
menghitung sisa pokok pinjaman yang harus dilunasi adalah dengan menggunakan
perhitungan suku bunga efektif. Akan tetapi pada masa berakhirnya masa
pinjaman besarnya sisa pokok pinjaman sama-sama menjadi Rp. 0 baik
menggunakan suku bunga efektif maupun suku bunga flat.
Dalam gambar 2 dapat dilihat dengan lebih jelas apabila suku bunga flat
dihitung selama 100 tahun pada tingkat suku bunga efektif 24 %. dimana secara
grafis dapat dilihat bahwa pada masa-masa tertentu suku bunga flat meningkat
tajam, dan pada masa-masa lain cenderung melandai. Pada periode 1 sampai
dengan 3 tahun suku bunga flat berkisar pada angkar 13%, pada periode 4 sampai
dengan 6 tahun suku bunga flat berkisar 14%, pada periode 7 sampai dengan 8
berkisar 15%, pada periode 9 sampai dengan 11 tahun berkisar 16%, pada periode 12
sampai dengan 14 berkisar 17%, pada periode 15 sampai dengan 18 berkisar 18%,
pada periode 19 sampai dengan 24 tahun berkisar 19%. pada periode 25 sampai
dengan 33 berkisar 20%, pada periode 34 sampai dengan 49 tahun berkisar 21%,
pada periode 50 sampai dengan 99 tahun dan pada 100 tahun menjadi 23 %. Hal ini
menunjukkan semakin panjang periodenya semakin landai besar suku bunga flat,
sehingga memberikan implikasi bagi pelaku bisnis untuk mencari masa periode
pinjaman yang menunjukan angka suku bunga flat yang menukik tajam, dibanding
pada periode suku bunga flat melandai.
GAMBAR 2
Perkembangan Suku Bunga Flat Terhadap Suku Bunga Efektif
Selama 100 Tahun
P E R K E M B A N G A N S U K U B U N G A
F L A T P A D A T I N G K A T S U K U
B U N G A E F E K T IF 2 4 %
0 . 0 0 0 0 %
5 . 0 0 0 0 %
1 0 . 0 0 0 0 %
1 5 . 0 0 0 0 %
2 0 . 0 0 0 0 %
2 5 . 0 0 0 0 %
1
18
35
52
69
86
T A H U N
SUKU BUNGA FLAT
S e r i e s 1
Sumber : diolah penulis
Tinjauan atas Suku Bunga dan Dampaknya pada Keputusan Investasi dan Pembiayaan
(Devie)
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
171
2.3.1 Perbandingan suku bunga flat in advance dan in arrear
Dana yang digunakan oleh borrower untuk membiayai investasi disebut biaya
penggunaan dana. Seperti biaya produksi yang digunakan dalam proses produksi
harus seefisien mungkin, maka dari itu biaya penggunaan dana hendaknya
menghasilkan angka yang sangat optimal sehingga menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih besar (Weston and Brigham, 1993). Suku bunga flat selain
berfungsi untuk memudahkan pelaku bisnis dalam mengadakan transaksi hutang
piutang, juga berfungsi untuk mencari pada periode berapakah suku bunga efektif
akan menghasilkan angka suku bunga flat yang terkecil. Karena kecilnya angka
suku bunga flat akan membawa dampak pada rendahnya biaya penggunaan dana,
dan sebaliknya mencari angka suku bunga flat tertinggi untuk memperoleh tingkat
hasil yang diharapkan.
Besar kecilnya angka suku bunga flat in advance dan in arrear merupakan
sesuatu yang patut dipertimbangkan oleh pelaku bisnis karena kedua-duanya dapat
dihasilkan dengan angka suku bunga efektif yang sama. Banyak orang yang
terkecoh, karena dia berfikir angka suku bunga flat in advance yang ditawarkan
sangat kecil sekali dibanding angka suku bunga flat in arrear, padahal suku bunga
flat tersebut dihasilkan suku bunga efektif yang sama. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukan perbedaan besar suku bunga efektif yang dikonversi menjadi suku
bunga flat baik in advance maupun in arrear. Misalkan, kita menghitung suku
bunga flat dengan suku bunga 18% efektif dan beberapa pilihan periode angsuran
mulai dari 1 tahun, 2 tahun , dan 3 tahun , pembayaran angsuran boleh dibayar di
depan (in advance) dan di belakang (in arrear).
TABEL 6
Perbandingan Suku Bunga Flat dan Efektif
suku bunga efektif 18%
suku bunga flat periode in advance in arrear
satu tahun 8,39 % 10,02 %
dua tahun 9,02 % 9,91 %
tiga tahun 9,41 % 10,05 %
empat tahun 9,73 % 10,25 %
lima tahun 10,02 % 10,47 %
Sumber : diolah penulis
Dari tabel tersebut menunjukkan angka suku bunga flat in advance selalu lebih
kecil dibanding suku bunga flat in arrear, hal ini membuat para pelaku bisnis selalu
menggunakan senjata suku bunga flat in advanve untuk meningkatkan penjualan
mereka melalui penawaran penjualan kredit. Padahal, kalau kita mengambil kredit
dengan suku bunga flat in arrear juga dikenakan suku bunga efektif yang sama.
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
172
2.4 Suku Bunga Floating
Ketika kita mendapat tawaran pembiayaan, pasti diberi informasi bahwa suku
bunga yang berlaku untuk pinjaman adalah suku bunga floating (suku bunga
mengambang), artinya suku bunga yang ditentukan secara efektif untuk
menghitung besaran angsuran yang harus dibayar akan selalu berubah sesuai
dengan kondisi suku bunga di pasar. Apabila suku bunga di pasar naik maka suku
bunga yang dipakai untuk menghitung besaran angsuran dari sisa pokok pinjaman
akan naik sehingga membawa konsekuensi besaran angsuran juga akan meningkat
dan sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menanyakan dalam interval
waktu berapa dan interval suku bunga berapa, besaran angsuran kita akan
dihitung kembali. Apabila, suku bunga yang ditentukan untuk menentukan besaran
angsuran bersifat mengikat sampai batas waktu kredit, maka suku bunga tersebut
disebut suku bunga tetap (fixed rate).
Suku bunga mengambang membawa konsekuensi pada perubahan besaran
biaya penggunaan dana disisi borrower dan perubahan tingkat hasil yang
diharapkan pada sisi lender. Oleh karena fluktuasi suku bunga hendaknya harus
dibatasi karena membawa dampak pada ketidakpastian keputusan investasi dan
pembiayaan. Untuk mengantisipasi fluktuasi suku bunga terhadap biaya
penggunaan dana dan tingkat hasil yang diharapkan, dapat digunakan dua cara.
Cara pertama dengan menentukan suku bunga tetap selama periode investasi
maupun pembiayaan dengan angka suku bunga yang lebih tinggi dari suku bunga
pasar.Cara kedua dengan membatasi angka suku bunga relevan baik kenaikan
maupun penurunan suku bunga pasar selama periode investasi dan pembiayaan.
3. PENUTUP
Memahami suku bunga merupakan keharusan bagi setiap pelaku bisnis baik
sebagai pelaku yang kelebihan dana (investor) maupun sebagai pelaku yang
kekurangan dana (debitor). Bagi Investor akan sangat membantu memilih
alternatif-alternatif investasi yang lebih menguntungkan, dan bagi debitor akan
berguna dalam mengambil keputusan pembiayaan guna mendanai investasi yang
akan dilakukan agar menghasilkan biaya modal yang murah. Demikian tulisan ini
dibuat, semoga bermanfaat dalam mengambil keputusan investasi maupun
pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, Alan J. Marcus (1999). Fundamental of
Corporate Finance. McGraw-Hill Company.
Emery, Finnerty (1997). Principle of Financial Management. Prentice Hall.
Gitman, Lawrence J. (2000). Principle of Managerial Finance. Addison Wesley
Publishing Company.
Tinjauan atas Suku Bunga dan Dampaknya pada Keputusan Investasi dan Pembiayaan
(Devie)
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
Http://Puslit.Petra.Ac.Id/Journals/Accounting/
173
Ross, Stephen A., Randolph W. Westwefield, and Jeffrey Jaffe (1996). Fundamental
of Corporate Finance. Mc Graw-Hill Companies.
Weston, J. Fred and Eugene F. Brigham (1993). Essentials of Managerial Finance.
Dryden Press.

Tidak ada komentar: